Berita
Investor Australia Tertarik 5 Proyek PINA
Agustus 8, 2019 4:16 pm

PERTH – Ajang Investor Forum yang digelar oleh Australia Indonesia Business Council di Perth, Australia, dimanfaatkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menjajaki kerja sama investasi.

Pada kesempatan tersebut, Bappenas menawarkan investasi untuk lima proyek yang masuk skema Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA). Kelima proyek PINA tersebut adalah pertama, pembangunan jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 760 km. Kedua, jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi (98 km), ketiga Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat Tahap I, keempat PLTU Meulaboh, Aceh, berkapasitas 2 x 200 mw.

Kelima, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok, Jawa Tengah, berkapasitas 700 mw. Total kebutuhan investasi untuk kelima proyek tersebut adalah sebesar USD10,85 miliar. “Ada investor Australia yang tertarik untuk investasi di proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok,” ujar Menteri PPN/Bappenas Bambang Brodjonegoro melalui keterangan tertulisnya.

Bambang memaparkan, pemerintah telah memutuskan proyek PLTGU menggunakan skema PINA, di mana kebutuhan investasinya mencapai USD450 juta atau setara Rp6 triliun. Keberadaan PLTGU Tambak Lorok dinilai sangat vital untuk menambah pasokan listrik Jawa-Bali. PLTGU Tambak Lorok merupakan bagian dari rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2016-2025 dan bertujuan mendukung terealisasinya proyek 35.000 mw.

Pada acara Investor Forum tersebut, Bambang juga menawarkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Labuan Bajo, yang secara geografis berdekatan dengan Australia. KEK Labuan Bajo adalah salah satu dari 10 destinasi pariwisata unggulan yang telah ditetapkan pemerintah. KEK Labuan Bajo membutuhkan total investasi senilai USD140 juta untuk pengembangan infrastruktur jalan, Bandar Udara Komodo, Pelabuhan Labuan Bajo, dengan target kunjungan 71.000 turis domestik dan mancanegara.

Di sela-sela acara tersebut, Bambang Brodjonegoro juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan, dan Hubungan Industrial Australia William (Bill) Johnston guna membahas peluang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara. Selain menghadiri Investor Forum, mantan menteri keuangan itu juga berdialog dengan Perhimpunan Mahasiswa Pascasarjana Penerima Beasiswa Australia di Western Australia University.

Dalam pertemuan tersebut, dia menekankan perlunya peranan proaktif dari mahasiswa Indonesia, khususnya yang berada di Australia, untuk membantu pemerintah dalam upaya mempererat hubungan Indonesia- Australia. Hal ini mengingat semakin jarangnya para Indonesianis di dunia akademisi Australia.

Selain itu, Bambang menjelaskan, prospek Indonesia sebagai negara yang berpotensi menempati peringkat lima besar dunia untuk emerging markets dengan kelas menengah terbaik. “Kami juga ingin ada kerja sama kemitraan strategis antara dunia pendidikan Australia dan Indonesia,” ujar Bambang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pemerintah akan fokus mendorong investasi sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahun mendatang. Perbaikan iklim investasi menjadi proyek jangka panjang pemerintah, mulai langkah perbaikan pendidikan vokasional hingga menghapus hambatan-hambatan yang selama membebani para investor.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan pemerintah berencana menambah 14 KEK hingga 2019, sehingga total mencapai 25 kawasan. Dia berharap penetapan KEK mendorong investasi masuk ke wilayah tersebut. “Kita menargetkan investasi dari KEK ini mencapai Rp669 triliun, dengan serapan tenaga kerja 625.583 orang,” ungkapnya.

“Realisasinya hingga saat ini sebesar Rp143,65 triliun,” kata Darmin di kantornya, Selasa 13 Juni 2017 malam. Untuk diketahui, sejauh ini pemerintah telah menetapkan 11 wilayah menjadi KEK. Ke-11 KEK itu adalah KEK Sei Mangkei, KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan, KEK Palu, KEK Morotai, KEK Tanjung Api- Api, KEK Tanjung Lesung, KEK Mandalika, KEK Bitung, KEK Sorong, KEK Tanjung Kelayang, dan KEK Arun.

“Dari 11 itu, baru dua yang beroperasi yaitu KEK Sei Mangkei dan KEK Tanjung Kelayang,” tambah Darmin. Berbeda dengan kawasan perdagangan bebas, Menko mengatakan investor yang menanamkan modal di KEK mendapatkan insentif fiskal berupa tax allowance berupa pengurangan pajak penghasilan badan antara 20%-100% dengan syarat penanaman modal minimal Rp1 triliun. Selain itu, investor juga terbebas dari kewajiban perpajakan lain seperti bea masuk, pajak pertambahan nilai, dan pajak penjualan atas barang mewah.